PT KCJ (KAI Commuter Jabodetabek) tampaknya sedang gencar mempromosikan kepada pengguna KRL (Kereta Rel Listrik) Jabodetabek untuk mengunakan KMT atau Kartu Multi Trip dibandingkan THB atau Tiket Harian Berjaminan.
Hal itu terlihat pada banyaknya spanduk atau papan iklan, baik di stasiun atau kabin kereta yang menyarankan biar pengguna jasa Commuter Line segera beralih ke KMT.
Mungkin PT KCJ sudah merasa kewalahan dengan isu terkini masyarakat untuk memakai si CL yang begitu besar. Antrian mengular di depan loket atau Automatic Ticket Vending Machine terjadi setiap hari untuk membeli THB, tiket eceran untuk sekali perjalanan.
Mungkin perusahaan itu juga sudah mulai gerah alasannya ialah banyak keluhan atau komplain disampaikan pengguna jasa yang harus mengantri usang untuk mendapat tiket.
Kepopuleran memang terkadang menyebabkan duduk masalah juga.
Oleh alasannya ialah itu mereka semakin gencar menyarankan penggunaan KMT.
Masalah utamanya ialah KMT harus dibeli seharga Rp. 50,000.- pada awalnya. Kartu ini ketika pertama kali dibeli akan berisi saldo 30 ribu rupiah. Makara harga kartunya sendiri 20 ribu.
Mahal? Tidak sebenarnya, tetapi, masyarakat Indonesia terkenal sangat pelit dalam hal-hal menyerupai ini dan terkadang berpikir pendek. Contohnya masalah kantung plastik berbayar, yang hanya 200 perak saja menciptakan banyak orang menyerupai kebakaran jenggot alasannya ialah merasa dirugikan, dan tidak dapat melihat hal itu dilakukan untuk membangun kebiasaan menjaga lingkungan alasannya ialah plastik ialah musuh lingkungan alasannya ialah susah terurai secara alami.
Begitu juga dalam masalah KMT ini. Angka 50 ribu menciptakan banyak orang berpikir ulang untuk memilikinya, padahal kartu ini akan memperlihatkan keluwesan dan menciptakan penggunanya menjadi efektif dan lebih efisien dalam memanfaatkan waktu.
Coba saja perhatikan hal-hal di bawah ini.
- Hanya perlu mengantri 1 atau 2 kali sebulan untuk melaksanakan top up atau isi ulang
- Tidak perlu ikut antrian panjang setiap hari jika mau naik
- Tidak perlu bolak-balik ke loket hanya untuk refund atau mendapat kembali uang jaminan
- Tidak perlu terburu-buru alasannya ialah dapat eksklusif menuju gate stasiun setiap hari
- Sekarang dapat diisi ulang di Alfamart dan ATM bersama
- Tidak ada masa berlaku alias kalai tidak rusak dapat dipergunakan seumur hidup
Yang ditakutkan banyak orang bahwa KMT itu akan sia-sia alasannya ialah mereka jarang naik kereta. Padahal jika melihat kebiasaan , paling tidak orang di Bogor, dapat memakai jasa si CL ini 1 atau 2 kali setiap bulannya. Bahkan ibu-ibu pun sering menggunakannya untuk pergi berbelanja ke Tanah Abang.
KMT juga tanpa nama, alias dapat dipergunakan oleh orang yang berbeda. Jika memang tidak dipergunakan oleh yang membeli dapat dipakai oleh anak, menantu, cucu, bahkan tetangga tanpa masalah, selama saldonya masih ada.
Jadi, memang perlu keluar modal pada awalnya. Tidak besar dan bergotong-royong selain untuk membeli kartunya sendiri, yang tentu perlu dicetak, bergotong-royong untuk membeli "sesuatu" di mada depan.
Sesuatu itu ialah "waktu" yang dihasilkan dari penghematan alasannya ialah tidak perlu mengantri. Jumlahnya lebih banyak dibandingkan 20 ribu jika dihitung secara nominal. Pengguna jasa menjadi orang yang lebih efisien dalam memakai waktu.
0 Response to "Menjadi Lebih Efisien Dengan Menggunakan KMT atau Kartu Multi Trip"
Posting Komentar