Pernahkah kita menyadari jikalau kaum ibu sering misuh-misuh dan gelisah dikala orang ini tidak datang? Mereka dapat menggerutu tak kunjung henti dan terkadang menciptakan indera pendengaran terasa gatal. Padahal yang ditunggunya bukan laki-laki ganteng dan wangi ala bintang film. Justru yang ditunggunya biasanya berkeringat dan basi matahari alasannya ialah terlalu banyak berjalan.
Tahukah siapa yang dinantinya? Tukang sayur keliling.
Bisa dikata mereka ialah idola para ibu rumah tangga. Ketidakhadirannya dapat menciptakan banyak perempuan senewen.
Tentu saja para ibu senewen. Kalau para tukang sayur keliling absen, dapat jadi suami dan belum dewasa mereka hanya disuguhi telur dadar atau lebih jelek lagi Indomie, yang mereka tahu jikalau keseringan dapat berbahaya. Keluarganya dapat kekurangan gizi dan protein.
Sesuatu yang sangat tidak diinginkan kaum ibu alasannya ialah berarti mereka tidak dapat menjalankan kiprah dengan benar.
Padahal, mereka dapat saja dengan gampang menyalakan sepeda motor atau naik angkutan umum untuk ke mall atau supermarket terdekat, tetapi masih berbagai kaum ibu yang lebih suka berbelanja di tukang sayur keliling daripada di mall yang nyaman.
Mengapa dapat demikian?
Bagaimanapun, insan akan ada rasa malas dan capek untuk terus pergi keluar rumah. Rumah ialah sebuah zona nyaman bagi ibu rumahtangga. Disanalah pusat kehidupan mereka.
Bukan berarti mereka tidak mau keluar rumah, tetapi rumah memperlihatkan banyak hal yang tidak dapat ditawarkan oleh sebuah mall, menyerupai kebebasan melaksanakan apa saja. Para ibu dapat memasak sambil menonton sinetron kesayangannya, memasak sambil terkadang chatting dengan tetangga, dan masih banyak hal lainnya yang dapat dilakukan selama berada di rumah. Mereka juga dapat menjadi lebih efisien.
Mall atau supermarket memang nyaman dan menyenangkan, tetapi mereka tidak bebas. Meninggalkan rumah untuk pergi ke mall atau supermarket berarti mereka meninggalkan banyak cucian baju yang belum dijemur atau tumpukan pundak yang belum disetrika.
Sesuatu yang mereka tidak inginkan alasannya ialah hal itu berarti tidak akan tersedia baju rapih untuk suami atau seragam sekolah anak mereka.
Itulah yang menjadi alasan mengapa tukang sayur keliling selalu menjadi salah seorang yang paling dinantikan oleh kaum ibu. Tidak hadirnya para penjaja sayuran keliling ini dapat berakibat banyak bagi kehidupan sebuah keluarga, meski terkadan para suami dan anak tidak menyadari hal itu.
Para tukang sayur keliling memperlihatkan efisiensi waktu dan menciptakan para ibu dapat melaksanakan tugasnya dengan efisien, dan tetap dapat merasa nyaman.
Sesuatu yang banyak ditiru oleh banyak supermarket atau minimarket modern yang memperlihatkan jasa delivery service atau jasa pengantaran bagi belanjaan para ibu.
Tetatpi, bisnis retail modern masih belum dapat menggantikan kiprah para tukang sayur keliling alasannya ialah kebiasaan kaum ibu sendiri. Kaum ibu populer suka "memilih", tentunya semoga dapat mengatakan yang terbaik bagi keluarganya, sesuatu yang tidak dimungkinkan jikalau belanja via telpon atau online. Dan satu lagi, para membeli sayuran dari pedagang keliling juga menyalurkan naluri kaum perempuan untuk "menawar" dan lagi-lagi tidak dapat disediakan oleh pusat perbelanjaan modern yang memperlihatkan jasa delivery service.
Dan, kaum ibu sangat banyak sekali.
Itulah yang menciptakan para tukang sayur keliling masih dapat bertahan di zaman modern menyerupai kini ini. Mereka mempunyai sesuatu yang belum dapat digantikan dengan cara belanja modern.
Mungkin suatu waktu, tetapi tidak untuk dikala ini.
0 Response to "Mengapa Tukang Sayur Keliling Bisa Bertahan dan Tetap Diminati Ibu-Ibu"
Posting Komentar