Betulkah Hukum di Indonesia Pilih Kasih?

Pertanyaan sulit dan niscaya menjadikan perdebatan panjang, baik di atas dingklik empuk Dewan Perwakilan Rakyat, ruang pengadilan, atau juga di warung-warung kopi. Betulkah aturan di Indonesia pilih kasih?

Kalau hasil pandangan sendiri dalam keseharian, ada benarnya juga. Sebelum ini saya pernah menulis bagaimana seorang pria menolak ditilang dan marah-marah kepada polisi yang menilangnya. Kejadiannya terjadi di Jalan Wahid Hasyim erat dengan statisun Gondangdia.

Fotonya menyerupai di bawah ini.


Pria itu berjuang keras berusaha biar sang polisi membatalkan tilangnya. Sulit dibantah alasannya ialah memang terlihat mobilnya parkir di trotoar.

Hanya....

Mungkin ia sempat melihat sebuah hal lain yang lokasinya hanya sekitar 20 meter saja dari daerah dimana perdebatannya dengan polisi terjadi.

Foto ini diambil sehabis saya melewati lokasi perdebatan.


Yap. Sebuah bus terparkir dengan nyamannya di atas trotoar. Tentunya sudah niscaya menutupi jalan bagi pejalan kaki dan tentunya ukurannya lebih besar dibandingkan sedan si bapak.

Lebih parah lagi, bus tersebut terparkir di erat tanda dihentikan parkir.

Tetapi, sang polisi yang menilang si bapak tidak melaksanakan penindakan terhadap si bus ini. Entah kenapa alasannya. Yang niscaya terang mustahil tidak terlihat alasannya ialah lokasinya benar-benar erat sekali dan juga fisik bongsor si bus niscaya gampang terlihat.

Mungkin alasannya ialah itulah si bapak menolak dan marah-marah kepada sang polisi alasannya ialah ia merasa diperlakukan berat sebelah.. mungkin ya.

Nah, jikalau melihat perkara yang terjadi di depan mata ini, memang tidak salah jikalau aturan di Indonesia cenderung pilih kasih. Atau mungkin hukumnya tidak pilih kasih (karena ia bukan manusia), tetapi petugasnya saja yang pilih kasih.

Yang manapun dapat dikata memang si bapak sedang sial dan si bus sedang baik nasibnya.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Betulkah Hukum di Indonesia Pilih Kasih?"

Posting Komentar