11 ISU POLITIK YANG BERDAMPAK ELEKTORAL


Menjadi  sebuah kelaziman banyak sekali warta politik selalu berhembus kencang 11 ISU POLITIK YANG BERDAMPAK ELEKTORAL

Menjadi sebuah kelaziman banyak sekali warta politik selalu berhembus kencang  dan hadir berbarengan pada setiap perhelatan pesta demokrasi. Dari mulai warta biasa-biasa tanpa topik yang minus resiko hingga bahkan warta politik yang beresiko hukum.

Rata-rata warta politik dilingkaran hukumlah  paling sering dan suka dimainkan para tim sukses salah seorang tokoh politik.

Soal benar tidaknya warta itu, kasus lain tapi biasanya warta politik yang naik ke permukaan berdasarkan pendapat sebagian orang selalu  panas diperbincangkan publik.  

Pengertian Isu

Menurut Barry Jones dan Chase  sebagaimana di muat  situs wikipedia.org dijelaskan  warta ialah sebuah persoalan yang belum terpecahkan yang siap diambil keputusannya. Isu merepresentasikan suatu kesenjangan antara praktik korporat dengan harapan-harapan para stakeholder

Jadi sumber warta bahu-membahu merunut pada kasus adanya fakta masalah  dan bukannya hanya hal-hal yang kabur, tidak terang dan menjurus pada fitnah.


Fakta Isu Politik tidak Menarik 

Membongkar diam-diam dibalik warta politik tidak terlalu merepotkan. Beberapa potret hasil penelitian sudah menjelaskan wacana soal ini, sebagaimana di rilis Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia di situs resminya lipi.go.id.

Terungkap sebuah fakta  unik dari hasil survei LIPI    pada periode 25 Juni 2012 hingga 10 Juli 2012 bahwa cuma 23 persen responden mengaku tertarik soal politik dan pemerintahan.

Sedangkan yang tak tertarik soal politik lebih banyak lagi yaitu mencapai 30 persen.  Sepertiga responden dalam jajak pendapat tersebut mengaku tidak suka mendiskusikan soal persoalan politik. Sisanya hampir 20 persen yang menyampaikan suka mendiskusikan soal politik.

Ketika di tanya lebih lanjut, dari mana mereka mengetahui warta politik tersebut, maka jadinya 85 persen responden menyampaikan mengetahui dari media massa.

Dugaan saya soal ini, ada relasi garis lurus dengan menurunnya tingkat kepercayaan publik terhadap partai politik dan forum pemerintah.

Fenomena marak beredarnya  kasus-kasus hukum  menjadi salah satu pemicu  perilaku apatis dan masa kolot masyarakat.

Persoalannya, fenomena perang urat syaraf isu-isu politik yang menggelinding dan  kental beraroma hukum  itu,  selalu menjadi mainan antar tokoh politik yang lagi bertarung.

Parahnya juga  warta politik itu tidak didukung data yang kuat. Jadinya, model propaganda politik mirip itu hanya masuk dalam ranah black campaign tanpa memberi efek apa-apa pada tingkat elektoral.

Artikel Lain
Efek Elektoral Propaganda Politik

Fakta cuma  23 persen masyarakat yang peduli dan tertarik warta politik dan pemerintahan seharusnya menjadi materi pertimbangan bagi tim sukses semoga segera meramu ulang seni administrasi politik alternatif yang mumpuni.


Jangan terlalu keenakan memainkan isu-isu politik berbau hukum. Ini mirip meludah di arah angin, maksud hati menciptakan lawan politik bisa terjungkal, elektabilitasnya tergerus tapi secara tidak disadari akan kena cipratnya juga.

Artikel lain
 
Jenis Isu Politik

Bagi seorang politisi senior, membangun warta politik ialah sebuah keharusan. Tak bisa dipungkiri ini dilakukan, cuma untuk satu tujuan, agar  konsentrasi publik  bisa bertahan lebih usang dan selalu tertuju pada dirinya.

Sayangnya, untuk mencapai maksud tersebut, porsi terbesar warta politik yang dibangun kebanyakan tidak membawa imbas elektoral, dan lebih lucu lagi dipertahankan terus menerus.

Adanya ceruk yang terbuka sebesar kurang lebih 50 persen (30 % mengaku tidak suka politik dan 20 % tidak suka berdiskusi soal politik) mirip sudah diurai sebelumnya mestinya sanggup diambil oleh seorang tokoh politik untuk tambah-tambah perolehan suaranya.

Karena itu menjadi penting tim sukses segera mengemas ulang warta politik  yang bisa menciptakan kalangan yang tidak suka politik menjadi tertarik, bagai mereka melihat dewi turun dari kahyangan. 

Ringkasnya, beberapa jenis warta politik yang tidak membawa serta sangat lambat memperlihatkan imbas elektoral mirip :

1. Dugaan korupsi 
2. Etnis dan agama
3. Dugaan ijazah palsu
4. Hutang piutang
5. Dugaan selingkuh
6. dsb

Mengapa tidak membawa imbas elektoral ?

Sudah jelas, subyek utama dari warta tersebut secara utuh dan bundar bicara  tentang  diri pribadi tokoh politik tersebut, jadi  tidak ada kaitannya sama sekali dengan kepentingan masyarakat.

Biar gampang memahami, apakah anda bahagia dan betah berjam-jam duduk manis mendengarkan  dongeng seseorang tanpa beliau peduli anda sudah makan atau belum, pekerjaan anda ada persoalan tidak, di rumah sudah pakai materi bakar LPG 3 Kg atau masih kayu bakar dan seterusnya.

Terus terang saya sendiri akan cepat muntah, dan muak kalau keseringan mendengar isu-isu tidak bermutu. Bagaimana dengan anda ?

Beda lagi kalau warta politik yang diumbar soal-soal kemaslahatan umat, mirip warta dampak BBM naik, listrik naik, LPG3 langka, tarif pajak naik dsb. Maka condong akan mempunyai imbas elektoral.

Mengapa ?

Karena subyek yang dibicarakan secara tidak pribadi ialah soal kepentingan masyarakat luas. Kalau begitu, pertanyaan kritisnya warta politik mirip apa yang harus di berdiri ?

Pemilihan warta politik, penting memperhatikan situasi kondisi di tengah-tengah masyarakat, apa lebih banyak didominasi pekerjaannya, masalah-masalah yang sering mereka hadapi. 

Bisa saya rangkum mencakup :
  1. Isu agararia atau pertanahan gratis
  2. Isu pelayanan perizinan cepat
  3. Isu percepatan pelayanan E-KTP
  4. Isu pelibatan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam
  5. Isu tranformasi teknologi sempurna guna dalam contoh bercocok tanam
  6. Isu pendidikan (beasiswa)
  7. Isu pembebasan pajak
  8. Isu peningkatan produksi pertanian secara tajam
  9. Isu penyediaan benih unggul di dunia
  10. Isu pinjaman modal perjuangan tanpa agunan
  11. Isu bedah rumah gratis
Sebenarnya masih cukup banyak lagi isu-isu konkret yang berdampak elektoral dan  bisa dimanfaatkan untuk  menjadi jargon dan materi kampanye seorang tokoh politik. 

Ketimbang harus selalu menguras energi secara sia-sia, maka saya pikir sangat cerdas jikalau seorang tokoh politik bisa secara piawai memainkan 11 warta sentral itu.

Lebih manis lagi jikalau warta itu bisa disuguhkan ke tengah publik  dengan nuansa berbeda, unik dan aneh. Ini akan menjadi viral dan menjadi pusat perhatian serta  topik hangat ditengah ruang publik.

Akhirnya saya mau menutup ulasan ini, bahwa sejatinya   bangunlah isu-isu politik cerdas, tanpa upaya itu anda tidak akan pernah bisa merasakan rasanya menjadi seorang pemenang dalam pertarungan politik.  

Baca juga 
Politik Uang Jalan Ampuh Meraih Suara Terbanyak
 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "11 ISU POLITIK YANG BERDAMPAK ELEKTORAL"

Posting Komentar