Kalau Anda Mengatakan Commuter Line Tidak Manusiawi, Berarti Anda Pengguna KRL Pemula


Jujur saja. Kalau Anda menyampaikan bahwa kini Commuter Line tidak manusiawi, berarti Anda pengguna KRL pemula.

Bukan berarti saya membela PT KCJ (KAI Commuter Jabodetabek). Tidak juga ada niatan ke arah sana. Bagaimanapun, sebagai seorang pengguna KRL (Kereta Rel Listrik) veteran, saya sudah menyaksikan banyak dalam hal kereta komuter Jabodetabek ini.

Dan, justru saya beranggapan bahwa kereta komuter Indonesia semakin manusiawi dan membaik dari hari ke hari. Sudah berbagai perubahan yang terjadi dalam pengelolaannya dan kini sarana dan prasarananya semakin user friendly alias ramah pengguna.

Alasan mengapa saya katakan hal ini dapat dilihat di hal-hal di bawah ini yang disarikan dari pengalaman selama lebih dari 28 tahun menggunakan moda transportasi kereta ini.

Memiliki jendela dan pintu

Jika yang terbayang di benak Anda bahwa semua kereta mempunyai pintu dan jendela, Anda salah besar.

KRL, pendahulu CL (Commuter Line) sebelum dikelola PT KCJ, tidak mempunyai pintu dan jendela. Memang secara teknis disebut pintu, tetapi jika pintu dapat dibuka dan ditutup, KRL sebelum CL pintunya tidak dapat ditutup. Pintu dan jendela akan selalu terbuka lantaran tidak dapat lagi dioperasikan.

Hal ini berbahaya bagi penumpang lantaran dapat saja mengakibatkan penumpang terjatuh dan celaka lantaran terkena lemparan batu. Bandingkan dengan CL yang semua pintu dan jendelanya dapat beroperasi dengan baik (bahkan CL tidak akan berangkat sebelum pintu tertutup)

Yang naik semua manusia

Heran? Pernah naik kereta ditemani kodok, belut, ikan, ayam, dingklik bambu, mangga, jambu, lemari? Tidak?

Saya pernah.

KRL di masa kemudian bukan cuma untuk manusia. Secara hukum memang untuk penumpang manusia, tetapi pada kenyataannya kerap tersingkirkan oleh barang-barang yang dibawa.

Dan, sudah bukan hal yang abnormal jika Anda didesak atau disuruh minggir oleh abang-abang di Citayam lantaran mereka hendak menggunakan tempatnya untuk keranjang buah atau kursi bambu. Tidak heran juga jika ada sesuatu yang menggeliat di bawah kaki Anda sehabis Bojonggede lantaran banyak penumpang yang membawa karung berisi kodok, atau ayam, atau belut.

Tidak semua penumpang KRL di masa kemudian ialah manusia. Hewan dan barang kerap mengakibatkan insan tersingkir.

Bukan pasar berjalan

Tidak ada pedagang di CL kini kan? Kalau di KRL masa lalu, jangan heran dan ngomel jika kaki terlintas gerobak dagangan para pedagang kaki lima.

Mereka mondar-mandir berkeliling dari gerbong ke gerbong bahkan dalam kondisi sepadat apapun. Para pedagang lebih menjadi penguasa di dalam kereta dibandingkan penumpang.

KRL menyerupai mirip pasar berjalan dan bukan untuk penumpang.


Memiliki kemudahan kesehatan yang baik

Terluka selama perjalanan, bukan hal gres bagi penumpang KRL di masa lalu. Transportasi ini kerap menjadi "penengah" sekaligus target tangan orang iseng yang melemparkan kerikil ke arah kereta tanpa sebab.

Hasilnya, bukan sekali dua penumpang terluka lantaran hal itu. Banyak yang terluka tidak mengecewakan parah lantaran kerikil yang ditimpukkan berukuran besar dan ditambah kecepatan, risikonya ialah luka yang tidak mengecewakan parah.

Istri saya pun pernah mengalami hal itu sampai hidungnya robek dan matanya tidak dapat membuka lantaran lemparan kerikil mengenainya.

Lalu, apa yang dilakukan petugas dikala itu? Tidak ada. Bahkan peralatan untuk mengobatinya tidak tersedia.

Berbeda dengan CL sekarang. Ada ruang kesehatan di setiap stasiun dengan Petugas Keamanan Dalam yang cukup banyak untuk membantu penumpang yang membutuhkan bantuan.

Masih banyak lagi yang dapat dikatakan wacana betapa berbedanya KRL di masa kemudian dan Commuter Line sekarang, menyerupai charger HP gratis, kebersihan toilet, pembangunan terowongan penyeberangan penumpang, dan banyak hal lainnya.

Semua tidak ada di sekitar 5-6 tahun lalu, tetapi kini tersedia.

Terasa sekali betapa semakin manusiawinya sarana transportasi publik ini dibandingkan masa lalu. Jelas lebih manusiawi yang sekarang.

Jadi, jika memang Anda merasa Commuter Line tidak manusiawi, saya hanya akan nyengir. Biasalah jika pemula dan kurang pengalaman menyampaikan sesuatu yang tampaknya keren, tetapi bahwasanya mereka tidak tahu apa-apa. Jelas, mereka tidak mengalami dikala dimana insan kalah dibandingkan kursi, kodok, ayam, jambu, dan mangga. Saat dimana insan tidak diperlakukan secara manusiawi oleh pengguna kereta.

Juga, yang menyampaikan demikian hanya lantaran kursi di stasiun dirasa kurang, berarti tidak tahu bahwa di banyak negara maju, stasiun kereta komuter pun banyak yang tidak menyediakan kursi atau dingklik di stasiun.

Nah, sebelum Anda menyampaikan CL tidak manusiawi, lebih baik tanyakan kepada orangtua, atau tetangga yang lebih tua, mungkin mereka dapat bercerita betapa buruknya pelayanan KRL di masa lalu. Dengan begitu Anda akan dapat menilai sendiri situasi dan kondisi dikala ini.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kalau Anda Mengatakan Commuter Line Tidak Manusiawi, Berarti Anda Pengguna KRL Pemula"

Posting Komentar