Bukan alasannya naiknya itu yang menciptakan banyak penumpang memperlihatkan "tatapan" tidak suka. Sudah merupakan hal yang masuk akal dan sangat dimaklumi kalau melihat bawah umur ingin memandang keluar jendela kereta komuter tersebut. Para penumpang pun sangat maklum keingintahuan anak perihal dunia gres perlu diakomodasi dan didukung.
Yang menciptakan gerutuan itu timbul ialah alasannya sang anak tidak melepas sendal atau sepatu sebelum naik ke kursi kendaraan yang dulunya berjulukan KRL atau Kereta Rel Listrik itu.
Bagaimana tidak. Sepatu atau sandal ialah ganjal kaki dan diciptakan untuk melindungi kaki insan dari banyak sekali kotoran. Alas kaki ini "mengorbankan" diri dengan menjadi kotor supaya kaki-kaki penggunanya tetap bersih.
Sendal atau sepatu akan selalu bersinggungan dengan kotoran alasannya memang itu fungsinya.
Nah, bayangkan bagaimana ketika sesuatu yang kotor dipergunakan untuk menginjak daerah duduk. Sudah niscaya kotoran yang terbawa di bab bawahnya akan mengotori bangku. Sebagai hasilnya, dingklik itu pun akan ikut menjadi kotor.
Padahal kursi tersebut akan bergantian dipergunakan oleh para penumpang sepanjang perjalanan. Tentunya tidak ada yang ingin celana mereka terkena kotoran.
Itulah mengapa para orangtua seharusnya mengajarkan kepada anak mereka untuk melepas sendal atau sepatu bila mereka ingin naik ke kursi kendaraan umum, bukan hanya Commuter Line saja. Supaya mereka juga mencar ilmu untuk tidak merugikan orang lain.
Juga, sang orangtua dapat mulai mengajarkan perihal moral dan sopan santun di dalam kendaraan umum. Jangan salah, pengguna kendaraan umum menyerupai Commuter Line pun ialah sebuah masyarakat yang mempunyai norma dan adat dalam berinteraksi. Tindakan kecil yang sering tidak dipedulikan ini, kerap menciptakan orang memandang sinis terhadap sang ibu atau ayah.
Mereka niscaya berpandangan bahwa sang ibu atau ayah ialah orang yang tidak tahu sopan santun sehingga membiarkan anaknya naik kursi tanpa melepas ganjal kaki.
Bagaimana tidak, sebuah sopan santun dasar dalam bermasyarakat ialah jangan menaikkan kaki ke kursi alasannya itu tidak sopan. Tetapi, pengguna kendaraan umum sangat mafhum bahwa bawah umur ialah anak-anak, tetapi ketika ganjal kaki yang kotor juga ikut naik ke kursi, rasa maklum itu akan hilang alasannya mereka sadar efeknya, yaitu daerah duduk yang menjadi kotor.
Yang disalahkan bukan sang anak, tetapi para orangtua yang membiarkan hal itu terjadilah yang menjadi sasarannya. Mereka berpandangan orangtua menyerupai ini ialah orangtua yang , minjem istilah Kaesang, "ndeso" alias kampungan alasannya tidak tahu sopan santun.
Jadi, jangan lupa, Kawan. Ketika membawa bawah umur naik kendaraan umum dan mereka meminta untuk naik ke atas bangku, pastikan mereka melepas ganjal kakinya.
Tidak yummy lo disebut ndeso.
0 Response to "Jangan Sampai Disebut Ndeso! Ajarkan Anak Melepas Sendal atau Sepatu Sebelum Naik ke Kursi di Kendaraan Umum"
Posting Komentar