Ternyata, Masih Ada Yang Menggunakan Kayu Bakar Untuk Memasak di Indonesia


Tidak menyangka saja, ternyata bisa melihat sendiri bahwa masih ada orang Indonesia yang menggunakan kayu bakar untuk memasak. Apalagi, pemerintah sudah menunjukkan subsidi pada gas elpiji 3 kilogram yang diperuntukkan untuk kalangan tidak mampu.

Seharusnya hal ini tidak terjadi.

Tetapi, itulah adanya.

Pedagang jajanan tradisional Bogor dalam foto ialah penjual Bandros. Jajanan ini terbuat dari sagu, penggalan kelapa, dan lalu ditaburi semacam jelly yang terbuat dari gula merah. Enak dan renyah. Hanya, kebanyakan pedagang bandros yang pernah aku temui sudah menggunakan gas elpiji 3 Kg.

Yang satu ini berbeda. Pedagang ini aku temui di daerah Situ Cikaret, Kabupaten Cibinong. Tidak jauh dari kantor Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor di Jalan Raya Pemda. Sebuah lokasi yang populer dengan keberadaan mall terbesar di Bogor, Cibinong City Mall. Kawasan yang cukup modern.

Ia tidak menggunakan gas dari "tabung melon" (karena berwarna hijau terang), tetapi menggunakan potongan-potongan kayu yang tampaknya berasal dari sisa materi bangunan.


Entah apa alasannya menggunakan kayu bakar untuk memasak bandros. Mungkinkah penghasilannya tidak mencukupi? Mungkinkah menggunakan gas yang sudah disubsidi pemerintah menciptakan harga jajanannya tidak terjangkau oleh pembeli?

Sulit menduga alasan di balik semua itu.

Yang aku ketahui dengan niscaya memang bandros buatannya lezat dan :unik". Ada satu hal yang membedakannya dibandingkan jajanan yang sama yang dimasak dengan gas subsidi. Bandros buatannya anyir asap dan ternyata memberi rasa berbeda di pengecap dan menciptakan aku ingin lagi merasakannya.

Paling tidak itulah yang terlihat dari sudut positif, meski jika mau banyak hal negatif yang juga bisa dikatakan ihwal penggunaan kayu bakar oleh sang pedagang.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Ternyata, Masih Ada Yang Menggunakan Kayu Bakar Untuk Memasak di Indonesia"

Posting Komentar